Jelang Pelantikan Presiden Baru, Ratusan Mahasiswa Gelar Aksi Tangkap dan Adili Jokowi


Tangerang, Jurnalistik UMT - Ratusan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi Muhammadiyah menggelar aksi bertajuk “Tangkap dan Adili Jokowi” pada Jumat (18/10/2024) di tengah pengawalan ketat aparat keamanan. Aksi ini diikuti ratusan mahasiswa dari Universitas Muhammadiyah Bandung, Universitas Muhammadiyah Bogor, Universitas Muhammadiyah Tangerang (UMT), dan Universitas Muhammadiyah Jakarta, bersama dengan Aliansi BEM Perguruan Tinggi Muhammadiyah Aisyiyah (PTMA) Zona 3.  

Aksi tersebut diselenggarakan menjelang pelantikan presiden baru, sebagai bentuk evaluasi dan kritik atas kebijakan-kebijakan yang diterapkan Presiden Joko Widodo selama dua periode pemerintahannya. 

Menurut Asrul, Presiden Mahasiswa UMT, aksi ini muncul sebagai respons atas banyaknya dugaan pelanggaran yang dinilai tidak bisa dibiarkan. 

“Tidak mungkin kita diam terhadap kejahatan yang dilakukan presiden. Sekalipun presiden, dia bukan Tuhan yang tidak mungkin salah. Jokowi harus bertanggung jawab atas kesalahan-kesalahan yang dia lakukan,” ujar Asrul.  

Asrul menyebutkan sejumlah kritik kegagalan Jokowi yang digaungkan dalam aksi ini, antara lain banyaknya praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN), pelanggaran HAM yang tidak segera dituntaskan, dan eksploitasi alam. Dirinya juga mengkritik adanya monopoli hukum yang dianggap semakin memperburuk kondisi pemerintahan. 

“Percaya dan yakinlah hari ini kita ditemani oleh keyakinan bahwa sebagian orang memang harus menyerukan kepada kebaikan dan mencegah terhadap kemunkaran. Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Tangerang harus tetap pada garis cita-cita Muhammadiyah, spirit Muhammadiyah, untuk terus melawan, penindasan itu adalah musuh kita,” tegasnya.  

Meskipun massa aksi mendapatkan pengawalan ketat dan dihadang aparat, para mahasiswa tetap melanjutkan aksinya dengan tertib. 

“Ini bukti bahwa negara sangat takut dengan gerakan-gerakan rakyat, khususnya mahasiswa hari ini,” tambah Asrul.  

Meski dihadang aparat, aksi ini justru mendapat perhatian dari masyarakat. Salah satunya yakni relawan Maharani Peduli yang hadir di lokasi aksi dengan membagikan makanan dan minuman untuk para peserta. Adit, perwakilan yayasan, menjelaskan bahwa keterlibatan mereka adalah bentuk solidaritas terhadap hak berpendapat. 

“Kami membawa air mineral dan nasi kepal untuk mendukung peserta aksi. Ini adalah hak demokrasi dan bagian dari dinamika politik yang dijamin undang-undang. Harapan kami, aksi ini berlangsung kondusif dan aspirasinya tersampaikan,” ujar Adit.

Tim Liputan:

  • Rizki Fatahillah
  • Tiara Ayu Dijaya

Penulis: Tiara Ayu Dijaya

Komentar