Warga Menanggapi Isu Oplos Pertalite-Pertamina: Kualitas BBM Dalam Negeri Tidak Mendukung Performa Mesin?
![]() |
Pom bensin Pertamina Foto: Kayla/Jurnalistik UMT |
Tangerang Selatan — Tengah ramai diperbincangkan kasus pengoplosan Pertalite-Pertamax oleh PT Pertamina Patra Niaga, yang menuai kontroversi di kalangan masyarakat setelah ditangkapnya tujuh tersangka oleh Kejaksaan Agung terkait kasus dugaan korupsi tata kelola minyak mentah pada Senin, 24 Januari 2025.
Salah satu pengguna setia Pertamax, Eko, merasa dirugikan atas kasus tersebut. Karena adanya perbedaan harga diantara Pertalite dan Pertamax, membuat Eko merasa kecewa.
“Sangat merugikan konsumen. Sudah jelas saya rugi. Saya membayar mahal, barangnya hancur karena dioplos. Jadi efek ke mesinnya pasti berpengaruh,” kata Eko (27/2/25).
Tak hanya Eko, Bagas, sebagai pengguna yang baru beralih memakai Pertamax merasa mesin motornya tak berfungsi dengan baik setelah 2 minggu pemakaian.
“Setelah booming kasus korupsi Pertamina, saya jadi yakin kalau yang saya pakai bukan Pertamax asli,” ujar Bagas (27/2/25).
Kasus penyulapan Pertalite menjadi Pertamax semakin meyakinkan Bagas bahwa, BBM di Indonesia tidak sepadan jika dibandingkan merk BBM dari luar Indonesia, karena tidak sebanding dengan kualitas yang diberikan untuk performa kendaraan masyarakat.
Dilansir dari Tribun-Timur.com adapun cara membedakan Pertamax oplosan dengan yang asli yaitu dengan memperhatikan warna. Pertamax asli memiliki warna merah, dan bau khas bensin yang tidak menyengat. Juga bisa dicek dengan mencelupkan jari ke bensin Pertamax. Jika bensin cepat menguap dan hilang, maka itu pertanda BBM murni.
Penulis: Kayla
Redaktur Pelaksana: Deana Alyanabilla
Pimpinan Redaksi: Tiara Ayu Dijaya
Komentar
Posting Komentar